PENGERTIAN
STRESS
Dewasa ini istilah stress merupakan
istilah sehari-hari, yang bukan saja diucapkan oleh para psikolog, psikiater,
ataupun kalangan akademisi, tetapi juga diucapkan oleh anak-anak maupun orang
dewasa dengan berbagai latar belakang tingkat pendidikan. Tetapi mereka yang
mengucapkan kata tersebut belum tentu mengerti apa sebenarnya stres itu. Bagi
kebanyakan orang, stres dianggap sama dengan psikosis.
Apakah sebenarnya stres itu ?
Samakah stres dengan psikosis ? Faktor-faktor apakah yang dapat menyebabkan
stres ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut dikemukakan konsep-konsep
mengenai stress. Secara garis besar ada tiga pandangan mengenai stres, yaitu :
stres merupakan stimulus, stres merupakan respon, dan stres merupakan interaksi
antara individu dengan lingkungan (Bart Smet, 1994 : 108-111). Dan penulis
menambahkan satu pandangan lagi, yaitu stress sebagai hubungan antara individu
dengan stressor.
1. Stres Sebagai Stimulus
Menurut konsepsi ini stres merupakan
stimulus yang ada dalam lingkungan (environment). Individu mengalami
stres bila dirinya menjadi bagian dari lingkungan tersebut. Dalam konsep ini
stres merupakan variable bebas sedangkan individu merupakan variabel terikat.
Stress sebagai stimulus dapat
dicontohkan : lingkungan sekitar yang penuh persaingan, misalnya di terminal
dan stasiun kereta api menjelang lebaran. Mereka yang ada di lingkungan
tersebut, baik itu calon penumpang, awak bus atau kereta api, para petugas,
dst., sulit untuk menghindar dari situasi yang menegangkan (stressor) tersebut.
Hal serupa juga dapat diamati pada lingkungan di mana terjadi bencana alam atau
musibah lainnya, misalnya banjir, gunung meletus, ledakan bom di tengah
keramaian, dst.
2. Stres Sebagai Respon
Konsepsi kedua mengenai stres
menyatakan bahwa stress merupakan respon atau reaksi individu terhadap
stressor. Dalam konteks ini stress merupakan variabel tergantung (dependen
variable) sedangkan stressor merupakan variabel bebas atau independent
variable.
Pengertian stres yang mengacu pada
konsepsi stres merupakan respon diantaranya dikemukakan oleh E.P. Gintings.
Menurut Gintings (1999 : 5-6), stres ialah reaksi tubuh manusia kepada setiap
tuntutan yang dialami oleh seseorang dalam hal sebagai berikut.
a. Keletihan dan kelelahan akibat
kehidupan.
b. Suatu keadaan yang dinyatakan
oleh suatu sindroma khusus dari peristiwa biologis.
c. Mobilisasi pembelaan tubuh yang
memungkinkan adaptasi terhadap peristiwa kekerasan atau ancaman.
d. Tergangguangan mekanisme
keseimbangan dalam diri seseorang yaitu keseimbangan dalam dan keseimbangan
luar yang bersifat fisik, sosial, mental, dan spiritual oleh karena perubahan
mendadak yang sifatnya tidak menyenangkan maupun menyenangkan.
e. Mengecilnya potensi seseorang
karena adanya luka-luka perasaan, beban berat, dan kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi dalam diri seseorang.
Respon individu terhadap stressor
memiliki dua konponen, yaitu : komponen psikologis, misalnya terkejut, cemas,
malu, panik, nerveus, dst. dan komponen fisiologis, misalnya denyut nadi
menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering, banyak keluar keringat dst.
respon-repons psikologis dan fisiologis terhadap stressor disebut strain
atau ketegangan.
3.
Stres Sebagai Interaksi antara Individu dengan Lingkungan
Menurut
pandangan ketiga, stress sebagai suatu proses yang meliputi stressor dan strain
dengan menambahkan dimensi hubungan antara individu dengan lingkungan.
Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut
sebagai hubungan transaksional. Di dalam proses hubungan ini termasuk juga proses
penyesuaian. (Bart Smet, 1994 : 111).
Dalam
konteks stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan, stres tidak
dipandang sebagai stimulus maupun sebagai respon saja, tetapi juga suatu proses
di mana individu juga merupakan pengantara (agent) yang aktif, yang
dapat mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku kognitif dan emosional.
Konsepsi
di atas dapat diperjelas berdasarkan kenyataan yang ada. Misalnya saja stressor
yang sama ditanggapi berbeda-beda oleh beberapa individu. Individu yang satu
mungkin mengalami stres berat, yang lainnya mengalami stres ringan, dan yang
lain lagi mungkin tidak mengalami stres. Bisa juga terjadi individu memberikan
reaksi yang berbeda pada stressor yang sama. Faktor apa saja yang menyebabkan
gejala demikian ?
Menurut
Bart Smet (1994 : 130-131), reaksi terhadap stres bervariasi antra orang
satudengan yang lain dan dari waktu ke waktu pada orang yang sama, karena
pengaruh variabel-varibel sebagai berikut.
a. Kondisi individu, seperti : umur,
tahap perkembangan, jenis kelamin, temperamen, inteligensi, tingkat pendidikan,
kondisi fisik, dst.
b. Karakteristik kepribadian,
seperti : introvert atau ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, ketabahan,
locus of control, dst.
c. Variabel sosial-kognitif, seperti
; dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, dst.
d. Hubungan dengan lingkungan
sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial, dst.
e. Strategi coping.
4.
Stres Sebagai Hubungan antara Individu dengan Stressor
Stres
bukan hanya dapat terjadi karena faktor-faktor yang ada di lingkungan. Bahwa
stressor juga bisa berupa faktor-faktor yang ada dalam diri individu, misalnya
penyakit jasmani yang dideritanya, konflik internal, dst. Oleh sebab itu lebih
tepat bila stres dipandang sebagai hubungan antara individu dengan stressor,
baik stressor internal maupun eksternal.
Konsep
tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh W.F. Maramis (1980 : 65-69),
mengenai sumber stress. Menurut Maramis, stress dapat terjadi karena frustrasi,
konflik, tekanan, dan krisis.
a. Frustrasi merupakan terganggunya
keseimbangan psikis karena tujuan gagal dicapai.
b. konflik adalah terganggunya
keseimbangan karena individu bingung menghadapi beberapa kebutuhan atau tujuan
yang harus dipilih salah satu.
c. Tekanan merupakan sesuatu yang
mendesak untuk dilakukan oleh individu. Tekanan bisa datang dari diri sendiri,
misalnya keinginan yang sangat kuat untuk meraih sesuatu. Tekanan juga bisa
datang dari lingkungan.
d. Krisis merupakan situasi yang
terjadi secara tiba-tiba dan yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan.
Stress
adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres
membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk
mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang
ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih
berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan
hidup sehari-hari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih
bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress
yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya
bagi kesehatan.
Stress yang dibicarakan disini adalah respon dari
tubuh kita terhadap tekanan secara fisik maupun psikologikal. Reaksi dari tubuh
ini termasuk kegiatan tubuh mengeluarkan hormon-hormon kimia seperti adrenalin
ke dalam darah dan menaikan metabolisme untuk menyediakan energi yang lebih
banyak ke otot. Stress mempunyai efek yang berkembang secara perlahan dan
bertambah, sehingga mungkin saja stress sudah ada sebelum terasa atau terlihat
jelas.
Kalau anda berharap bisa
mengendalikan atau mengurangi stress pada pekerjaan anda terutama pengendalian
krisis dalam penerbangan seperti cerita di atas, pertama kali anda harus
mengenali dan menilai semua stress yang ada dalam hidup anda. Kehilangan pekerjaan,
sakit serius, pindah rumah, anggota keluarga yang meninggal, kelahiran bayi
dalam keluarga, adalah beberapa hal yang dapat membuat anda stress. Kemampuan
kita untuk menghadapi atau adaptasi dari stress bisa bervariasi dari tahun ke
tahun.
.
MANAJEMEN STRESS
Manajemen stres adalah
kemampuan penggunaan sumber
daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental
dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri
ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memeberi tuntutan
yang berlebihanTujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki
kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik. Goliszek (2005) menyatakan
bahwa usaha untuk memecahkan kebiasaan stres sehingga kualitas hidup menjadi
lebih baik dengan:
- mempelajari apa itu stress
- mengenali gejala stres yang terjadi dalam diri
- mengubah pola perilaku
- memanfaatkan serangkaian teknik dan relaksasi dari manajemen stres yang cepat dan sederhana.
Manejemen stress di kehidupan sehari-hari yang
baik biarpun cara mengatasi stress di kehidupan kita kadang-kadang tidak
berlaku pada waktu mengatasi stress dalam penerbangan. Anda harus membuat diri
anda santai dan berpikir rasional pada saat stress datang. Berikut beberapa hal
yang dapat membantu:
- Hindari situasi yang dapat mengganggu anda.
- Kurangi beban kerja untuk mengurangi tingkat stress. Meningkatkan lingkungan kerja yang mendukung pengambilan keputusan yang baik.
- Pada waktu terjadi keadaan darurat, tetap kalem, pikir sejenak, timbang kemungkinan yang dapat diambil, baru kemudian beraksi.
- Kenali kelebihan dan kekurangan pribadi anda, batasan kemampuan anda.
- Jangan terganggu dengan kesalahan yang sudah terjadi sehingga membuat masalah yang lebih besar..
- Jika terbang membuat anda stress. Berhenti terbang atau cari psikolog untuk membantu anda mengurangi stress.
PENYEBAB
STRESS
Ada
banyak permasalahan ataupun hal dari berbagai aspek yang dapat menyebabkan
stress, salah satunya yaitu :
ü Kejadian hidup sehari-hari baik gembira dan sedih seperti:
- Menikah/mempunyai anak.
- Mulai tempat kerja baru/pindah rumah/emigrasi.
- Kehilangan orang yang dicintai baik karena meninggal atau cerai.
- Masalah hubungan pribadi.
- Menikah/mempunyai anak.
- Mulai tempat kerja baru/pindah rumah/emigrasi.
- Kehilangan orang yang dicintai baik karena meninggal atau cerai.
- Masalah hubungan pribadi.
ü Pelajaran sekolah maupun pekerjaan yang membutuhkan jadwal waktu
yang ketat, dan atau bekerja dengan atasan yang keras dan kurang pengertian.
ü Tidak sehat.
ü Lingkungan seperti terlalu ramai, terlalu banyak orang atau terlalu
panas dalam rumah atau tempat kerja
ü Masalah keuangan seperti hutang dan pengeluaran di luar kemampuan.
ü Kurang percaya diri, pemalu
ü Terlalu ambisi dan
bercita-cita terlalu tinggi.
ü Perasaan negatif seperti rasa
bersalah dan tidak tahu cara pemecahannya, frustasi.
ü Tidak dapat bergaul, kurang
dukungan kawan.
ü Membuat keputusan masalah
yang bisa merubah jalan hidupnya atau dipaksa untuk merubah nilai-nilai/prinsip
hidup pribadi.
Berikut adalah kategori pemicu stres yang umum :
1.
Stres Kepribadian (Personality
Stress)
Stres kepribadian adalah stress yang dipicu oleh masalah dari dalam
diri seseorang. Berhubungan dengan cara pandang pada masalah dan kepercayaan
atas dirinya. Orang yang selalu menyikapi positif segala tekanan hidup akan
kecil resiko terkenal stress jenis yang satu ini.
2. Stes Psikososial
(Psychosocial Stress)
Stres psikososial adalah stress yang dipicu oleh hubungan relasi
dengan orang lain di sekitarnya atau akibat situasi sosial lainnya. Contohnya
seperti stres adaptasi lingkungan baru, masalah cinta, masalah keluarga, stres
macet di jalan raya, diolok-olok, dan lain-lain.
3. Stres Bioekologi
(Bio-Ecological Stress)
Stres bio-ekologi adalah stress yang dipicu oleh dua hal. Yang
pertama yaitu ekologi / lingkungan seperti polusi serta cuaca dan yang kedua
akibat kondisi biologis seperti akibat datang bulan, demam, asma, jerawatan,
tambah tua, dan banyak lagi akibat penyakit dan kondisi tubuh lainnya.
4. Stres Pekerjaan (Job
Stress)
Stres pekerjaan adalah stress yang dipicu oleh pekerjaan seseorang.
Persaingan jabatan, tekanan pekerjaan, deadline, terlalu banyak kerjaan,
ancaman phk, target tinggi, usaha gagal, persaingan bisnis, adalah beberapa hal
umum yang dapat memicu munculnya stress akibat karir pekerjaan.
GEJALA-
GEJALA STRESS
Gejalanya akan berbeda tergantung
apakah agresi dari stress ini keluar atau masuk ke dalam diri seseorang. Orang
yang cenderung untuk melampiaskan perasaan agresifnya ke dalam dirinya biasanya
akan terlihat depresi, tidak konsentrasi, sedih, dan menyerah. Sedangkan orang
yang melampiaskan stressnya keluar akan mempunyai gejala fisik yang lebih
sedikit. Sedangkan gejala emosi dapat berupa sikap berlebihan, penyangkalan,
curiga, paranoia (penyakit jiwa), gelisah, khawatir, pembelaan diri,
sensitif terhadap kritik, banyak alasan, sombong, benci, permusuhan.
Gejala- gejala stress yang terjadi pada seseorang secara umum dapat
diuraikan sebagai berikut :
- Menjadi mudah tersinggung dan
marah terhadap teman, keluarga dan kolega.
- Bertindak secara agresif dan defensif
- Merasa selalu lelah
- Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa.
- Palpitasi atau jantung berdebar-debar.
- Otot-otot tegang.
- Sakit kepala, perut dan diare.
- Komplikasi
- Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
- Sakit mental, hysteria.
- Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.
- Tidak bisa tidur (insomnia).
- Migren/kepala pusing.
- Sakit maag.
- Serangan asma yang tambah berat.
- Ruam kulit.
- Bertindak secara agresif dan defensif
- Merasa selalu lelah
- Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa.
- Palpitasi atau jantung berdebar-debar.
- Otot-otot tegang.
- Sakit kepala, perut dan diare.
- Komplikasi
- Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
- Sakit mental, hysteria.
- Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.
- Tidak bisa tidur (insomnia).
- Migren/kepala pusing.
- Sakit maag.
- Serangan asma yang tambah berat.
- Ruam kulit.
MACAM-
MACAM STRESS
Ditinjau berdasarkan stresornya,
stress dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu eustress dan distress.
Eustress (good stress) merupakan stress yang disebabkan oleh stresor
yang postif, misalnya berita bahwa individu mendapatkan suatu hadiah besar yang
tidak terduga sebelumnya. Sedangkan distress merupakan stres yang
disebabkan oleh stresor yang yang negatif, misalnya kehilangan sesuatu yang
sangat berharga, gagal dalam suatu usaha, dst.
CARA
MENCEGAH STRESS
Cara
mencegah stress yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita yaitu :
ü
Lihat/ukur kemampuan sendiri.
Belajar untuk menerima apa adanya dan mencintai diri sendiri.
ü
Temukan penyebab perasaan negatif dan belajar
untuk menanggulanginya. Jangan memperberat masalah dan coba untuk sekali-kali mengalah
terhadap orang lain meskipun mungkin anda di pihak yang benar.
ü
Rencanakan perubahan-perubahan
besar dalam kehidupan anda dalam jangka lama dan beri waktu secukupnya bagi
diri anda untuk menyesuaikan dari perubahan satu ke yang lainnya.
ü
Rencanakan waktu anda dengan baik. Buat daftar
yang harus dikerjakan sesuai prioritas
ü
Buat keputusan dengan
hati-hati. Pertimbangkan dengan masak-masak segi baik atau buruk sebelum
memutuskan sesuatu.
ü
Biarkan orang lain ikut
memikirkan masalah anda. Ceritakan kepada pasangan hidup, teman, supervisor
atau pemimpin agama. Mereka mungkin bisa membantu meletakkan masalah anda
sesuai dengan proporsinya dan menawarkan cara-cara pemecahan yang berguna.
ü
Bangun suatu sistim pendorong
yang baik dengan cara banyak berteman dan mempunyai keluarga yang bahagia.
Mereka akan selalu bersama anda dalam setiap kesulitan.Jaga kesehatan, makan
dengan baik, tidur cukup dan latihan olahraga secara teratur.
ü
Rencanakan waktu untuk
rekreasi.
ü
Tehnik relaksasi seperti napas
dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa membantu menghilangkan stress.
Mencegah stress itu sebenarnya mudah. Stress kerap kali
disebut sebagai penyebab masalah kesehatan nomor satu.
.Walau stress itu sendiri tak dapat menyebabkan kematian,
pengaruhnya bisa membuat kematian. Banyak hal yang dapat menyebabkan stress
dalam kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda stress dapat muncul di tubuh dengan
berbagai bentuk. Stress yang dialami tiap orang berbeda-beda. Beberapa alasan
stress bisa jadi pekerjaan, keluarga, kehilangan orang tercinta dengan
tiba-tiba, berakhirnya pernikahan atau hubungan atau masalah kesehatan dan
diet. Stress dapat disebabkan oleh apapun dan dapat mengakhiri kehidupan
seseorang dengan cepat. Penting bagi kita semua untuk belajar mengatasi stress
atau stress akan makin berlarut-larut. Beberapa cara dapat kita lakukan mencegah
stress, seperti berikut :
ü
Salah satu cara untuk mengatasi stress adalah melakukan
diet. Anda perlu meyakinkan kalau Anda merasakan tubuh Anda sehat lewat
makanan, dan itu akan memberikan dukungan pada kesehatan jiwa dan fisik Anda.
Semakin banyak junk food yang Anda makan, akan semakin membuat tubuh Anda melar
atau membawa pengaruh buruk pada kesehatan Anda. Terlalu banyak makan junk food
hanya akan membuat seseorang merasa buruk dan bisa menyebabkan depresi bagi
beberapa orang.
ü
Selain melalui diet, untuk beberapa orang stress juga dapat
dicegah dengan obat. Ada perbedaan resep obat yang diberikan dokter pada tiap
orang. Ada juga jenis vitamin yang dapat digunakan untuk membantu seseorang
mengatasi stress dengan baik. Vitamin ini akan membantu dengan dengan mendorong
pikiran dan membantu orang untuk memperbaiki pandangannya dengan lebih baik.
ü
Hal yang paling penting dalam mencegah stress adalah
memiliki dukungan sistem yang bagus. Ini berarti kalau Anda seharusnya mendapat
bantuan yang Anda butuhkan dari teman dan keluarga. Anda juga akan membutuhkan
seseorang untuk bersandar saat Anda membutuhkan dan mereka akan di sana untuk
situasi yang paling penuh tekanan. Dan dengan dukungan itu Anda akan lebih
dapat mengatasi stress dan menemukan jalan keluar.
Orang stres itu
ada banyak dengan berbagai macam/jenis penyebab mulai dari masalah ekonomi,
masalah cinta, masalah keluarga, masalah pekerjaan, masalah tetangga, masalah
selebritis, dan lain sebagainya. Orang stress biasanya mudah tersinggung,
sensitif, gugup, agresif, emosi labil, sedih, emosional, dan lain sebagainya.
Stres sebaiknya
segera ditindaklanjuti agar tidak berujung pada yang lebih parah seperti
depresi dan gila. Bimbingan konseling, psikolog, dokter, teman dekat, keluarga,
pasangan istri/suami, anak, dan sebagainya mungkin bisa membantu masalah yang
kita miliki.
Cara Mengahapi Stres
Pertama-tama, anda harus belajar mengenali stres:
Gejala-gejala stres mencakup mental,
sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya
napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan.
Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering
merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi,
atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres.
Jika anda merasa stres mengaruhi
pelajaran anda, langkah pertama adalah mencari bantuan melalui pusat koseling di
universitas anda.
. Apa yang dapat anda lakukan untuk mengatur stres anda?
Strategi-strategi apa yang ada?
Perhatikan lingkunga sekitar anda
Lihatlah mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau kendalikan dalam situasi tersebut. |
Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda
Meditasi dan latihan pernafasan telah terbukti efektif dalam mengendalikan stress. Berlatihlah untuk menjernihkan pikiran anda dari pikiran-pikiran yang menggangu. |
Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
Beri diri anda kesempatan untuk beristirahat biarpun hanya untuk beberapa saat setiap hari. |
Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
Dengan mengurangi jumlah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup anda, anda akan dapat mengurangi beban yang berlebihan. |
Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele
Cobalah untuk memprioritaskan beberpa hal yang benar-benar penting dan biarkan yang lainnya mengikuti. |
Jangan membebani diri anda secara berlebihan
dengan mengeluh mengenai seluruh beban kerja anda. Tangani setiap tugas sebagaimana mestinya, atau tangani secara selektif dengan memperhatikan beberapa prioritas. |
Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi
Tapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan kendalikan reaksi anda terhadap hal ini. |
Ubahlah cara pandang anda
Belajarlah untuk mengenali stress. Tingkatkan reaksi tubuh anda dan buatlah pengaturan diri terhadap stress. |
Hindari reaksi yang berlebihan;
Mengapa harus membenci jika sedikit tidak suka sudah cukup? Mengapa harus merasa bingung jika cukup dengan hanya merasa gugup? Mengapa harus mengamuk jika marah saja sudah cukup? Mengapa harus depresi ketika cukup dengan merasa sedih? |
Lakukan sesuatu untuk orang lain
Untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri. |
Tidur secukupnya
Kurang istirahat hanya akan memperburuk stress. |
Hindari stress
Dengan kegiatan-kegiatan fisik, misalnya jogging, tennis ataupun berkebun. |
Hindari
pengobatan diri sendiri atau menghindar
Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan stres. Namun tidak dapat membantu memecahkan masalah. |
Tingkatkan
ketahanan diri anda
Yang harus digarisbawahi dari manajemen stress adalah ?Saya membuat diri saya sendiri sedih?. |
Cobalah untuk ?memanfaatkan? stress
Jika anda tidak dapat melawan apa yang mengganggu anda,
dan anda tidak dapat menghindar darinya, berjalanlah seiring dengannya dan
cobalah untuk memanfaatkannya secara produktif.
|
|
Cobalah untuk menjadi seseorang yang positif
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala
sesuatu dengan baik daripada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu
yang terjadi. ?Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada
ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan
peningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi lebih pada
neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan pembentukan dan pengembalian
ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara terus-menerus, dapat
menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan. All Stress Up, St. Paul Pioneer Press Dispatch, hal 8B, Senin, 30 November 1998.
|
|
Yang terpenting, jika stress
menempatkan anda dalam keadaan yang tidak teratasi atau mengganggu kegiatan
sekolah anda, kehidupan sosial ataupun kehidupan kerja, carilah bantuan
ahli di pusat konseling universitas anda.
|
Usaha-usaha
Mengatasi Stres
1. Prinsip
Homeostatis
Stres
merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan cnderung bersifat merugikan.
Oleh karena itu setiapindividu yang mengalaminya pasti berusaha mengatsi
masalah ini. Hal demikian sesuai dengan prinsipyang berlaku pada organisme,
khususnya manusia, yaitu prinsip homeostatis. Menurut prinsip ini organisme
selalu berusaha mempertahankan keadaan seimbang pada dirinya. Sehingga bila
suatu saat terjadi keadaan tidak seimbang maka akan ada usaha mengembalikannya
pada keadaan seimbang.
Prinsip
homeostatis berlaku selama individu hidup. Sebab keberaan prinsip pada dasarnya
untuk mempertahankan hidup organisme. Lapar, haus, lelah, dts. merupakan contoh
keadaan tidak seimbang. Keadaan ini kemudian menyebabkan timbulnya dorongan
untuk mendapatkan makanan, minuman, dan untuk beristirahat. Begitu juga halnya
dengan terjadinya ketegangan, kecemasan, rasa sakit, dst. mdondorong individu
yang bersangkutan untuk berusaha mengatasi ketidak seimbangan ini.
2. Proses Coping terhadap Stres
Upaya
mengatasi atau mengelola stress dewasa ini dikenal dengan proses coping terhadap
stress. Lazarus dan Folkman (Bart Smet, 1994 : 143), menggambarkan coping
sebagai :
“
…..Suatu proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan
asng berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan
dalam menghadapi situasi stressful…”
Menurut
Bart Smet, coping mempunyai dua macam fungsi, yaitu : (1) Emotional-focused
coping dan (2) Problem-focused coping. Emotional-focused coping
dipergunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini
dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan minuman keras, bagaimana
meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan, dst. Sedangkan problem-focused
coping dilakukan dengan mepelajari keterampilan-keterampilan atau cara-cara
baru mengatsi stress. Menurut Bart Smet, individu akan cenderung menggunakan
cara ini bila dirinya yakin dapat merubah situasi, dan metoda ini sering
dipergunakan oleh orang dewasa.
Berbicara
mengenai upaya mengatasi Stres, Maramis (1980 : 71-72) berpendapat bahwa ada
bermacam-macam tindakan yang dapat dilakukan untuk itu, yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua, yaitu (1) cara yang berorientasi pada tugas
atau task oriented dan (2) cara yang berorientasi pada pembelaan ego atau
ego defence mechanism.
Mengatasi
stres dengan cara berorientasi pada tugas berarti upaya mengatasi masalah
tersebut secara sadar, realistis, dan rasional. Menurut Maramis cara ini dapat
dilakukan dengan “serangan”, penarikan diri, dan kompromi. Sedangkan cara yang
berorientasi pada pembelaan ego dilakukan secara tidak sadar (bahwa itu
keliru), tidak realistis, dan tidak rasional. Cara kedua ini dapat dilakukan
dengan : fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi, regresi, proyeksi,
penyusunan reaksi (reaction formation), sublimasi, kompensasi, salah
pindah (displacement).
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk meredakan
stress antara lain: relaks, cari sesuatu atau situasi yang dapat membuat
tertawa, ambil nafas dalam-dalam, sharing, melakukan aktivitas yang
tidak memerlukan tenaga, baik pikiran mapun fisik, yang berat, dst. Indikator
dari stress yang terlalu banyak biasanya dapat terlihat dari 3 gejala:
- emosi,
- fisik, dan
- sikap.
Pengaturan stress dalam kehidupan
Ada beberapa teknik yang membantu
mengurangi stress dalam kehidupan dan membantu mengatasinya dengan lebih baik.
Tidak semua dari ide-ide berikut menjadi pemecahan masalah dengan stress tapi
beberapa dari ide-ide ini mungkin cukup efektif bagi anda.
- Mempunyai pengetahuan tentang stress.
- Menilai diri sendiri secara realistis.
- Membuat pemecahan masalah yang sistematis.
- Menjalankan gaya hidup yang dapat menahan efek dari stress.
- Menjalankan teknik mengatur sikap/kebiasaan.
- Membuat dan menjaga hubungan kuat dengan orang lain yang dapat mendukung anda.
REFERENSI
Davison
(et al) (2006) Psikologi Abnormal (Alih bahasa: Noermalasari Fajar)
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Maramis,
W.F. (2000) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Smet,
Bart. (1994) Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Yulia
Singgih D. (2000) Azas-azas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta : BPK
Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar