Pages

Minggu, 25 Maret 2012

reproduksi menurut pandangan islam


Pengertian Reproduksi
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.
Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual. Reproduksi seksual adalah reproduksi dengan penggabungan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual Pembahasan reproduksi dalam ilmu kedokteran cukup luas, pembahasan tersebut antara lain mencakup anatomi fisiologi, proses pembuahan dan perkembangan janin, hormon-hormon yang berkaitan dan lain-lain.
Proses reproduksi manusia erat kaitannya dengan proses kejadian manusia itu sendiri sebagai keturunan atau generasi selanjutnya. Dalam al-Quran dan hadis telah disebutkan hal-hal yang berhubungan dengan reproduksi. Pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis sehingga kecenderungan untuk bereproduksi tidak dapat dipungkiri karena hal tersebut telah diberikan Allah kepada manusia.
Berbicara mengenai reproduksi tentu tidak dapat dihindari adanya keterlibatan antara dua jenis kelamin yang berbeda atau antara suami dan istri. Dalam hal reproduksi masing-masing orang harus mengetahui cara dan ketentuannya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syariat, karena jika seseorang mengabaikan hal tersebut maka akan mendatangkan mudharat bagi dirinya sendiri.

 Ayat-ayat dan Hadits Mengenai Reproduksi
 Ayat-ayat Mengenai Reproduksi
Reproduksi  disebutkan  dalam beberapa puluh ayat, namun ayat yang berkaitan dengan reproduksi tidak berurutan dengan  jelas,  tetapi  dengan   beberapa   penjelasan mengenai   soal-soal  khusus.
Surat Al-Infitar (82) ayat 6 dan 7.
Artinya:  " Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang.”

Surat Nuh (71) ayat 1 3 dan 14
Artinya:  "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian."
 
Di samping ayat-ayat tersebut di atas, dalam Al-Qur’an juga menjelaskan mengenai reproduksi, yang dapat kita kelompokkan sebagai berikut:
1.      Pembuahan (fecondation) terjadi karena kadar yang sangat sedikit daripada cair
2.      Watak dan zat cair yang membuahi
3.      Menetapnya telor yang sudah dibuahi
4.      Perkembangan embrio
 
Penjelasan dari hal tersebut, yaitu:
1.      Pembuahan Terjadi Karena Kadar Yang Sangat Sedikit Dari Pada Cair
Qur-an menyebutkan soal  ini  sebelas  kali  dengan  memakai kata-kata yang kita dapatkan dalam surat An-Nahl (16) ayat 4.
Artinya:     "Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah
                    yang nyata."

Surat Al-Qiyamah (75) ayat 37.
Artinya:     "Bukankah ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan?"

Kita harus menterjemahkan kata  bahasa  Arab  Nutfah  dengan kata  "setetes  sperma,"  Perlu diterangkan  bahwa  "Nutfah" berasal  dan akar kata yang berarti: mengalir; kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam  wadah, sesudah  wadah  itu  dikosongkan.  Jadi kata itu menunjukkan setetes kecil, dan  di  sini  berarti  setetes  air  sperma, karena  dalam ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma. Dalam bahasa Arab Mani juga berarti Sperma.
Suatu ayat lain menunjukkan bahwa setetes air itu ditaruh di tempat yang tetap (Qarar) yang berarti alat kelamin.
Surat Al-Mu’minun (23) ayat 13.
Artinya:           "Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
                          tempat yang kokoh (rahim)."

Kata  tersebut menunjukkan  tempat  yang  terhormat,  tinggi   dan   kokoh yaitu rahim. Bagaimanapun,  maksudnya  adalah  tempat membesarnya manusia dalam organisme ibu. Tetapi yang lebih penting  ialah  bahwa ide  tentang  setitik  cair yang diperlukan untuk pembuahan, sesuai tepat dengan Sains yang kita ketahui sekarang.

2.      Watak Zat Cair Yang Membuahi
Qur-an menyebutkan cair yang memungkinkan  pembuahan  dengan sifat-sifat yang perlu kita selidiki.
a.       Sperma, seperti yang baru saja kita terangkan (surat Al-Qiyamah/75 ayat 37).
b.      Cairan terpancar, (Q.S At-Tariq/86 ayat 6).
Artinya:     "Ia diciptakan dari air yang terpancar."
c.       Cairan yang hina (surat Al-Mursalat/77 ayat 20).
Artinya:     "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina."
Sifat "hina" (mahin) dapat diartikan, bukannya sifatnya cairan itu sendiri, akan tetapi karena hubungannya dengan fakta bahwa cairan itu dikeluarkan dari tempat keluarnya air kencing dan memakai saluran yang dilewati air kencing.
d.      Campuran atau dicampur (Surat Al-Insan/76 ayat 2)
Artinya:     "Sesunggahnya Kami telah menciptakan manusia dan setetes mani
                    yang bercampur..."

Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah mengira bahwa campuran itu  adalah  campuran  unsur  lelaki.  Begitu juga ahli-ahli tafsir kuno  yang  tidak  memiliki  ide  sedikitpun  tentang fisiologi   pembuahan,   khususnya  kondisi-kondisi  biologi wanita-wanita. Mereka  itu  mengira  bahwa  kata  "campuran" hanya menunjukkan bertemunya unsur lelaki dan wanita.
Tetapi  ahli  tafsir  modern  seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan oleh Majlis Tertinggi Soal-soal Islam  di  Cairo mengoreksi  cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes  sperma  mengandung  banyak  unsur-unsur.
Al-Qur-an juga berbicara tentang cairan yang membuahi dan yang terdiri dari bermacam-macam unsur, ia  memberi  tahu  kepada  kita  bahwa terjadinya   manusia   adalah   karena  sesuatu  yang  dapat dikeluarkan dari cairan tersebut. Ini adalah arti  surat As-Sajadah (32) ayat 8.
Artinya:     "Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina
                    (air mani)."

Kata bahasa Arab yang diterjemahkan  di  sini  sebagai  sari (Quint  essence)  berarti  suatu bahan yang dikeluarkan atau keluar dari bahan lain dan  merupakan  bagian  yang  terbaik daripada  bahan  itu.  Bagaimanapun  cara menterjemahkannya, maksudnya adalah satu bagian daripada suatu keseluruhan.
Yang   menyebabkan   pembuahan   telur   atau   memungkinkan reproduksi  adalah sebuah sel panjang yang besarnya 1/10.000 (sepersepuluh ribu) milimeter. Satu daripada  beberapa  juta sel yang dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan normal dapat masuk dalam telor wanita (ovule). Sejumlah yang sangat besar tetap dijalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke telor  (ovule)  di  dalam  rendahan rahim  (uterus  dan trompe). Dengan begitu maka hanya bagian sangat kecil  daripada  cairan  yang  menunjukkan  aktivitas sangat komplit.

3.      Nidasi Sel Telur di Dalam Rahim
Telur yang sudah dibuahkan dalam Tuba fallopi turun bersarang di dalam Rahim  (uterus).  Inilah  yang dinamakan "bersarangnya telur."
Qur-an menamakan uterus tempat  telur dibuahkan  itu  Rahim.
Surat Al-Hajj (22) ayat 5.
Artinya:           "…Dan Kami tetapkan dalam rahim apa yang kami kehendaki sampai
                          waktu yang sudah ditentukan..."

Menetapnya  telur  dalam  rahim  terjadi  karena   tumbuhnya (villis) yakni  perpanjangan  telur yang akan mengisap dari dinding  rahim,  zat  yang  perlu  bagi  membesarnya  telur, seperti akar tumbuh-tumbuhan masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini  mengokohkan  telor  dalam  Rahim.  Pengetahuan tentang hal ini baru diperoleh manusia pada zaman modern.
Pelekatan  ini disebutkan dalam Qur-an 5 kali.
Mula-mula dua ayat pertama yaitu surat Al-Alaq (96) ayat 2.
Artinya:           "Yang menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat."

"Sesuatu yang melekat" adalah terjemahan kata  bahasa  Arab: 'alaq.   Ini  adalah  arti  yang  pokok. Arti  lain  adalah "gumpalan darah" yang  sering  disebutkan  dalam  terjemahan Qur-an. Ini adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi.
Manusia tidak pernah melewati tahap  "gumpalan  darah."  Ada lagi terjemahan 'alaq dengan "lekatan" (adherence) yang juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok  yakni  "sesuatu yang melekat" sesuai sekali dengan penemuan Sains modern.
Ide  tentang  "sesuatu yang melekat" disebutkan dalam 4 ayat lain yang membicarakan  transformasi  urut-urutan  semenjak tahap "setetes sperma" sampai sempurna.

Surat Al-Hajj (22) ayat 5 .
Artinya:           "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dan
                          kabur) maka (ketahuilah) bahwasanya Kami telah menjadikan kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar