Pengertian Reproduksi
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.
Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual. Reproduksi seksual adalah reproduksi dengan penggabungan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual Pembahasan reproduksi dalam ilmu kedokteran cukup luas, pembahasan tersebut antara lain mencakup anatomi fisiologi, proses pembuahan dan perkembangan janin, hormon-hormon yang berkaitan dan lain-lain.
Proses reproduksi manusia erat kaitannya dengan proses kejadian manusia itu sendiri sebagai keturunan atau generasi selanjutnya. Dalam al-Quran dan hadis telah disebutkan hal-hal yang berhubungan dengan reproduksi. Pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis sehingga kecenderungan untuk bereproduksi tidak dapat dipungkiri karena hal tersebut telah diberikan Allah kepada manusia.
Berbicara mengenai reproduksi tentu tidak dapat dihindari adanya keterlibatan antara dua jenis kelamin yang berbeda atau antara suami dan istri. Dalam hal reproduksi masing-masing orang harus mengetahui cara dan ketentuannya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syariat, karena jika seseorang mengabaikan hal tersebut maka akan mendatangkan mudharat bagi dirinya sendiri.
Ayat-ayat dan Hadits Mengenai Reproduksi
Ayat-ayat Mengenai Reproduksi
Reproduksi disebutkan dalam beberapa puluh ayat, namun ayat yang berkaitan dengan reproduksi tidak berurutan dengan jelas, tetapi dengan beberapa penjelasan mengenai soal-soal khusus.
Surat Al-Infitar (82) ayat 6 dan 7.
Artinya: " Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang.”
Surat Nuh (71) ayat 1 3 dan 14
Artinya: "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian."
Di samping ayat-ayat tersebut di atas, dalam Al-Qur’an juga menjelaskan mengenai reproduksi, yang dapat kita kelompokkan sebagai berikut:
1. Pembuahan (fecondation) terjadi karena kadar yang sangat sedikit daripada cair
2. Watak dan zat cair yang membuahi
3. Menetapnya telor yang sudah dibuahi
4. Perkembangan embrio
Penjelasan dari hal tersebut, yaitu:
1. Pembuahan Terjadi Karena Kadar Yang Sangat Sedikit Dari Pada Cair
Qur-an menyebutkan soal ini sebelas kali dengan memakai kata-kata yang kita dapatkan dalam surat An-Nahl (16) ayat 4.
Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah
yang nyata."
Surat Al-Qiyamah (75) ayat 37.
Artinya: "Bukankah ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan?"
Kita harus menterjemahkan kata bahasa Arab Nutfah dengan kata "setetes sperma," Perlu diterangkan bahwa "Nutfah" berasal dan akar kata yang berarti: mengalir; kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam wadah, sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata itu menunjukkan setetes kecil, dan di sini berarti setetes air sperma, karena dalam ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma. Dalam bahasa Arab Mani juga berarti Sperma.
Suatu ayat lain menunjukkan bahwa setetes air itu ditaruh di tempat yang tetap (Qarar) yang berarti alat kelamin.
Surat Al-Mu’minun (23) ayat 13.
Artinya: "Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim)."
Kata tersebut menunjukkan tempat yang terhormat, tinggi dan kokoh yaitu rahim. Bagaimanapun, maksudnya adalah tempat membesarnya manusia dalam organisme ibu. Tetapi yang lebih penting ialah bahwa ide tentang setitik cair yang diperlukan untuk pembuahan, sesuai tepat dengan Sains yang kita ketahui sekarang.
2. Watak Zat Cair Yang Membuahi
Qur-an menyebutkan cair yang memungkinkan pembuahan dengan sifat-sifat yang perlu kita selidiki.
a. Sperma, seperti yang baru saja kita terangkan (surat Al-Qiyamah/75 ayat 37).
b. Cairan terpancar, (Q.S At-Tariq/86 ayat 6).
Artinya: "Ia diciptakan dari air yang terpancar."
c. Cairan yang hina (surat Al-Mursalat/77 ayat 20).
Artinya: "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina."
Sifat "hina" (mahin) dapat diartikan, bukannya sifatnya cairan itu sendiri, akan tetapi karena hubungannya dengan fakta bahwa cairan itu dikeluarkan dari tempat keluarnya air kencing dan memakai saluran yang dilewati air kencing.
Sifat "hina" (mahin) dapat diartikan, bukannya sifatnya cairan itu sendiri, akan tetapi karena hubungannya dengan fakta bahwa cairan itu dikeluarkan dari tempat keluarnya air kencing dan memakai saluran yang dilewati air kencing.
d. Campuran atau dicampur (Surat Al-Insan/76 ayat 2)
Artinya: "Sesunggahnya Kami telah menciptakan manusia dan setetes mani
yang bercampur..."
Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah mengira bahwa campuran itu adalah campuran unsur lelaki. Begitu juga ahli-ahli tafsir kuno yang tidak memiliki ide sedikitpun tentang fisiologi pembuahan, khususnya kondisi-kondisi biologi wanita-wanita. Mereka itu mengira bahwa kata "campuran" hanya menunjukkan bertemunya unsur lelaki dan wanita.
Tetapi ahli tafsir modern seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan oleh Majlis Tertinggi Soal-soal Islam di Cairo mengoreksi cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes sperma mengandung banyak unsur-unsur.
Al-Qur-an juga berbicara tentang cairan yang membuahi dan yang terdiri dari bermacam-macam unsur, ia memberi tahu kepada kita bahwa terjadinya manusia adalah karena sesuatu yang dapat dikeluarkan dari cairan tersebut. Ini adalah arti surat As-Sajadah (32) ayat 8.
Artinya: "Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina
(air mani)."
Kata bahasa Arab yang diterjemahkan di sini sebagai sari (Quint essence) berarti suatu bahan yang dikeluarkan atau keluar dari bahan lain dan merupakan bagian yang terbaik daripada bahan itu. Bagaimanapun cara menterjemahkannya, maksudnya adalah satu bagian daripada suatu keseluruhan.
Yang menyebabkan pembuahan telur atau memungkinkan reproduksi adalah sebuah sel panjang yang besarnya 1/10.000 (sepersepuluh ribu) milimeter. Satu daripada beberapa juta sel yang dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan normal dapat masuk dalam telor wanita (ovule). Sejumlah yang sangat besar tetap dijalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke telor (ovule) di dalam rendahan rahim (uterus dan trompe). Dengan begitu maka hanya bagian sangat kecil daripada cairan yang menunjukkan aktivitas sangat komplit.
3. Nidasi Sel Telur di Dalam Rahim
Telur yang sudah dibuahkan dalam Tuba fallopi turun bersarang di dalam Rahim (uterus). Inilah yang dinamakan "bersarangnya telur."
Qur-an menamakan uterus tempat telur dibuahkan itu Rahim.
Surat Al-Hajj (22) ayat 5.
Artinya: "…Dan Kami tetapkan dalam rahim apa yang kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan..."
Menetapnya telur dalam rahim terjadi karena tumbuhnya (villis) yakni perpanjangan telur yang akan mengisap dari dinding rahim, zat yang perlu bagi membesarnya telur, seperti akar tumbuh-tumbuhan masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan telor dalam Rahim. Pengetahuan tentang hal ini baru diperoleh manusia pada zaman modern.
Pelekatan ini disebutkan dalam Qur-an 5 kali.
Mula-mula dua ayat pertama yaitu surat Al-Alaq (96) ayat 2.
Artinya: "Yang menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat."
"Sesuatu yang melekat" adalah terjemahan kata bahasa Arab: 'alaq. Ini adalah arti yang pokok. Arti lain adalah "gumpalan darah" yang sering disebutkan dalam terjemahan Qur-an. Ini adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi.
Manusia tidak pernah melewati tahap "gumpalan darah." Ada lagi terjemahan 'alaq dengan "lekatan" (adherence) yang juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok yakni "sesuatu yang melekat" sesuai sekali dengan penemuan Sains modern.
Manusia tidak pernah melewati tahap "gumpalan darah." Ada lagi terjemahan 'alaq dengan "lekatan" (adherence) yang juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok yakni "sesuatu yang melekat" sesuai sekali dengan penemuan Sains modern.
Ide tentang "sesuatu yang melekat" disebutkan dalam 4 ayat lain yang membicarakan transformasi urut-urutan semenjak tahap "setetes sperma" sampai sempurna.
Surat Al-Hajj (22) ayat 5 .
Artinya: "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dan
kabur) maka (ketahuilah) bahwasanya Kami telah menjadikan kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar